Pesta Lesbi II
Sambungan dari bagian 01
"Kamu belum puas?"
"Belum Tante."
"Benar?"
"Benar Tante."
Kemudian Tante Lis membalikkan tubuhnya dan bersamaan dengan itu Martha
ganti mendorongnya ke tembok. Dilihatnya lagi kedua payudara Tante Lis.
Kemudian digesek-gesekkan puting kedua payudaranya ke kedua puting
payudara Tante Lis. Keduanya sama-sama mengeluarkan suara. "Ouohh.."
Bibir Tante Lis ingin mencium bibir Martha. Tetapi sengaja Martha
menghindar. Martha lalu ganti ingin memperlakukan Tante Lis seperti apa
yang telah diperlakukan padanya. Mulut Martha lalu turun ke bawah
menjilati payudara kanan Tante Lis. Sedangkan tangan kanannya membelai
payudara kiri Tante Lis dan juga memilin-milin puting payudara kiri
Tante Lis. Mulutnya turun ke bawah sambil tetap mempermainkan kedua
payudara Tante Lis. Mulutnya tepat pada kemaluan TanteLis. Lidahnya
dikeluarkan. Disentuhkannya ujung lidahnya ke kemaluan Tante Lis
berulang-ulang. Sekarang Martha sudah menjilati kemaluan Tante Lis
sambil jari telunjuk tangan kirinya membuka kemaluan Tante Lis dan
tangan kanannya masih menikmati permainan kedua payudara Tante Lis.
Lidahnya dimasukkan ke dalam celah kemaluan Tante Lis. Lidah Martha
sudah merasa puas bermain-main di liang kemaluan Tante Lis. Sekarang
jari-jarinya dikeluar-masukkan ke dalam lubang kemaluannya. Dikocoknya
pelan-pelan. Mulut Martha rupanya belum puas dan ikut membantu
jari-jari Martha dalam mempermainkan lubang kemaluan Tante Lis.
Berkali-kali Tante Lismendesah. "Aaahh.. aahh.. aahh.."
Akhirnya mereka berdua berpelukan erat sambil berciuman. Kedua
payudara mereka saling menempel. Kedua kemaluan mereka juga saling
menempel. Mereka berdua saling membelai punggung dengan halus. Tante
Lis menambahi dengan jari telunjuk tangan kanannya yang masuk mengocok
lubang pantat Martha. Martha mengikutinya dengan juga memasukkan jari
telunjuk tangan kanannya yang masuk mengocok lubang pantat Tante Lis.
Bibir mereka melepaskan ciuman dan keluarlah suara.. "Aaahh.. aahh..
aahh.."
Demikianlah keduanya mencapai puncak orgasme setelah memainkan lobang pantat masing-masing.
WIDYA DAN SUSAN
Widya berusia 22 tahun dengan ukuran payudara 36 dan tubuh yang
ideal. Dia masih berstatus mahasiswi di sebuah PTS di Yogyakarta.
Sedangkan Susan berusia 26 tahun dengan ukuran payudara 36 dan tubuh
yang ideal. Dia bekerja sebagai karyawan sebuah kantor swasta di
Yogyakarta. Mereka berdua tinggal di asrama putri tempat Ibu Anna di
Yogyakarta bagian utara.
Mereka berdua menjadi lesbian ketika suatu pagi berebutan kamar
mandi. Ada 2 kamar mandi di asrama yang berpenghuni cuma 4 orang. Satu
kamar mandi sedang dipakai orang. Sedangkan yang satu masih kosong.
Secara serempak mereka berdua sudah berada di depan kamar mandi.
"Aku tergesa-gesa," kata Widya.
"Aku juga tergesa-gesa," kata Susan.
Mereka terdiam beberapa saat sampai kedua mulut mereka serempak mengeluarkan suara.
"Sama-sama saja."
Mereka berdua langsung masuk ke kamar mandi dan Susan mengunci pintu kamar mandi tersebut.
"Tapi bagaimana caranya. Gayung cuma satu, sabun cuma satu, pasta gigi cuma satu," kata Susan.
"Iya. Dan juga aku malu kalau telanjang," kata Widya.
"Kalau itu tidak masalah. Kita saling membelakangi."
"Begini saja. Kamu dulu yang mandi. Aku gosok gigi dulu."
Kemudian Susan melepaskan seluruh pakaiannya dan menaruhnya di
gantungan di belakang pintu kamar mandi. Dan di belakangnya Widya
berdiri menunggu di pinggir bak mandi. Lalu mereka berputar haluan.
Ganti Widya yang melepaskan seluruh pakaiannya dan menaruhnya di
gantungan di belakang pintu kamar mandi. Kemudian dia menggosok
giginya. Di belakangnya Susan sedang mengguyur tubuhnya dengan air.
Setelah cukup, mereka berputar haluan kembali. Susan dengan membawa
sabun berdiri menghadap pintu. Sedangkan di belakangnya giliran Widya
yang mengguyur tubuhnya dengan air. Kemudian..
"San, sabunnya sudah?"
"Sudah. Ini," kata Susan sambil membalikkan tubuhnya yang penuh busa sabun.
Bersamaan dengan itu Widya juga membalikkan tubuhnya. Mereka kaget
dan serentak menutupi tubuh seadanya. Tangan kanan mereka menutupi
kedua payudara dan tangan kiri mereka menutupi kemaluan. "Aku sudah
lihat punyamu Wid. Buka saja. Kenapa ditutup?" Widya tidak membuka
tangan kanannya yang menutupi kedua payudaranya. Dibukanya tangan
kirinya dan dibukanya tangan kanan Susan yang menutupi kedua
payudaranya. Susan diam saja ketika Widya membelai payudara kirinya
yang penuh busa sabun dan meremasnya. Dipilinnya puting payudara Susan.
Yang keluar dari mulutnya hanya sebuah suara. "Aaahh.. aahh.. aahh.."
Setelah Widya puas Susan berkata, "Punyamu aku sabuni ya?" Widya hanya
mengangguk dan membuka tangan kanannya yang masih menutupi kedua
payudaranya.
Susan kemudian mengusapkan sabun yang sejak tadi dipegangnya ke
payudara kanan Widya dengan tangan kirinya. Tangan kanannya mengambil
busa sabun dari payudara kirinya sendiri dan diusapkan ke payudara kiri
Widya. Tidak lupa kedua puting Widya juga dipilin-pilin. Susan tidak
hanya menyabuni kedua payudara Widya. Seluruh tubuh Widya disabuninya
dengan usapan yangmenggairahkan sambil kedua payudaranya sendiri
sesekali disentuhkan ke tubuh Widya. "Ehmm.. ehmm.. ehmm.." Ganti Widya
yang mengeluarkan suara dari mulutnya. Tubuh mereka berdua sudah penuh
dengan busa sabun. Susan dari belakang memeluk Widya dan kedua
tangannya bergerak ke seluruh tubuh Widya. Widya yang dipeluk tidak
ingin kenikmatan itu hanya milik Susan. Kedua tangannya juga bergerak
ke seluruh tubuh Susan. Dia berkata sambil mendesah, "San.. tadi
sebetulnya kamu tidak usah membalik tubuhmu. Cukup aku saja. Jadi kita
tidak begini akhirnya."
"Maksudku juga begitu. Aku membalikkan tubuhku dengan harapan kamu tetap menghadap bak kamar mandi."
Kemudian sambil tetap dipeluk Susan, Widya membalikkan tubuhnya
sehingga kedua payudara mereka saling menempel. "Ouohh.." Mereka berdua
saling menggesekkan kedua payudara mereka sampai akhirnya mereka berdua
sadar dengan apa yang terjadi dan serempak berkata, "Kita kan
tergesa-gesa." Mereka melepaskan pelukan dan karena Susan yang
mendapatkan gayung lebih dulu dia yang membilas tubuhnya. Widya tidak
sabar dan merapatkan tubuhnya ke tubuh Susan. Mereka berdua kembali
terlena dengan keadaan tubuh yang baru terkena satu guyuran air. Mereka
berdua saling membersihkan sisa busa sabun pada tubuh mereka berdua.
Desahan-desahan kenikmatan keluar dari mulut mereka berdua. "Ehmm..
ehmm.. ehmm.." Beberapa menit mereka saling membersihkan busa sabun
sambil sesekali tubuh mereka diguyur air. Setelah selesai mereka
mengeringkan tubuh mereka dengan handuk. Mereka keluar bersama-sama dan
Widya berkata kepada Susan, "San, nanti malam lagi ya?" Susan hanya
mengangguk.
Dan tanpa menunggu malam ketika sore hari Widya selesai mandi,
Widya waktu itu berani hanya melilitkan handuk ke tubuhnya karena
keadaan asrama sedang sepi. Dia kaget melihat Susan sudah berada di
dalam kamarnya masih dengan memakai pakaian kerjanya. Dia hanya
sebentar kaget kemudian tersenyum. "Wid, aku sebetulnya mau menyusul
kamu mandi. Tetapi kamu mungkin tidak dengar. Jadi aku tunggu di sini."
Widya menghampiri Susan yang duduk di tepi tempat tidur dan duduk di
sampingnya. Dibelainya paha Susan yang tidak tertutupi rok mini yang
dipakainya.Kemudian, "Sebentar ya San. Aku pakai pakaian dulu." Widya
kemudian berdiri menghampiri lemari dan di depan lemari dia melepaskan
handuknya. Dia mencari-cari pakaian dari dalam lemari.
"Kamu menantang aku ya? Tidak usah pura-pura cari pakaian."
"Rupanya kamu tahu."
Widya kemudian membalikan tubuhnya dan dilihatnya Susan sedang
melepaskan BH-nya dan kemeja yang dipakainya hanya dilepaskan
kancingnya. Setelah BH Susan terlepas, dengan cepat kedua tangan Widya
melepaskan kemeja yang dipakai Susan sambil bibirnya mendarat di bibir
Susan. Mereka berciuman dan saling menjilat lidah. Kedua payudara
mereka saling menempel. Kedua puting payudara mereka saling digesekkan.
Kemudian Widya menghentikan ciumannya dan dia duduk bersimpuh di depan
Susan. Dibelainya paha Susan dengan kedua tangannya. Sedangkan Susan
menikmati remasan kedua tangannya pada kedua payudaranya. Kedua tangan
Widya lalu naik ke atas dan masuk ke dalam rok mini yang dipakai Susan.
Dia berusaha melepaskan celana dalam yang dipakai Susan. Berhasil.
Pada waktu yang sama Susan yang mengetahui Widya sedang berusaha
melepaskan celana dalamnya lalu menghentikan remasan pada kedua
payudaranya. Kedua tangannya melepaskan rok mini yang dipakainya.
Sekarang Susan sudah telanjang bulat. Widya kemudian membimbing Susan
ke tempat tidur. Dan mereka pun bercumbu dengan nikmatnya hingga fajar
menyingsing. Dan tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang sedang
mengamati percumbuan mereka..
ANITA DAN ANGGA
Anita berusia 17 tahun dengan ukuran payudara 34 dan tubuh yang
ideal. Dia masih berstatus siswa sebuah SMU di Yogyakarta. Sedangkan
Angga berusia 23 tahun dengan ukuran payudara 36 dan tubuh yang ideal.
Dia masih berstatus mahasiswi di sebuah PTS di Yogyakarta. Mereka
berdua tinggal di asrama putri tempat Ibu Anna di Yogyakarta bagian
utara.
Mereka berdua menjadi lesbian ketika suatu sore Angga yang baru
pulang dari rumah temannya mendengar suara-suara aneh dari kamar Widya.
Angga penasaran dan melihat pintu kamar Widya sedikit terbuka.
Dilihatnya Widya yang sedang menjilati kemaluan Susan dan tangan Susan
yang meremas payudara kanannya sendiri. Tubuh mereka berdua telanjang
dan banjir keringat. Tanpa sadar tangan Angga bergerak ke atas dan
meremas kedua payudaranya sendiri yang masih ditutupi pakaiannya. Dia
lalu tersadar dengan apa yang telah dilihatnya. Kemudian dia beranjak
dari samping pintu kamar Widya dan masuk ke kamarnya. Dia kemudian
melepas pakaiannya. Dia teringat kejadian di kamar Widya. Entah mengapa
kemudian Angga yang tinggal memakai pakaian dalam kemudian
menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur. Dilepasnya BH yang masih
dipakainya. Kemudian dia meremas kedua payudaranya.
"Aaahh.. aahh.. aahh.." Angga terus meremas kedua payudaranya dan
sesekali memilin putingnya sambil membayangkan Widya dan Susan masuk ke
kamarnya. Dia berdiri dan Widya dari depan tanpa bertanya lagi melepas
celana dalam yang dipakai Angga dan lalu menjilati kemaluannya.
Sedangkan Susan dari belakang melepas BH yang dipakai Angga dan
kemudian dari belakang meremas kedua payudaranya. "Aaahh.. aahh..
aahh.."
Tangan Angga menghentikan remasan pada kedua payudaranya dan turun
ke bawah. Tangannya dimasukkan ke dalam celana dalamnya. Sekarang
jari-jarinya dikeluar-masukkan ke dalam lubang kemaluannya. Dikocoknya
pelan-pelan. "Aaahh.. aahh.. aahh.."
Setelah beberapa lama bermasturbasi, Angga akhirnya tertidur dalam
keadaan tinggal memakai celana dalam. Keesokan harinya Angga terbangun
setelah mendengar pintu kamarnya diketok. Dia membuka matanya dan
memperhatikan jam dinding di kamarnya. Waktu menunjukkan pukul 10:00.
Angga terkejut karena dia bangun kesiangan dan dia akhirnya lega ketika
mengetahui bahwa hari ini dia libur kuliah. Terdengar pintu kamarnya
diketuk lagi. Dia lalu bangun dan mengambil daster kaos dari dalam
lemari dan dipakainya. Dibukanya pintu kamarnya dan dilihatnya Anita
yang masih menggenakan seragam sekolahnya.
"Mari masuk Nit!"
Kemudian Anita masuk.
"Kamu kesiangan juga Nit?" tanya Angga.
"Aku pulang pagi Mbak," jawab Anita sambil duduk di karpet yang ada di kamar Angga.
Dia mengambil sebuah majalah tetapi tidak dibacanya.
Dia bertanya kepada Angga, "Mbak. Tadi malam lihat tidak?"
"Lihat apa?"
"Di kamar Mbak Widya."
Angga terkejut mendengar perkataan Anita. Kebetulan, pikir Angga.
"Kamu mau melakukannya?"
Bersambungan ke bagian 03
----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh
2960